Motivasi
Kadang ribet juga mencari stack dan tools yang pas, memakan banyak waktu untuk mencoba banyak dan memilih satu yang sesuai.
Berikut alat (hardware dan software) yang saya gunakan sehari hari


Hardware
Laptop
Thinkpad T450
Intel i5 5300u, Intel HD 5500, 16 Gb DDR3l Ram, 256 Gb SSD
Laptop terbaik (dalam kondisi second di kelas rentang harga yang sama) untuk pemrograman. Karena :
- Ram besar (bisa sampai 32 gb)
- Baterai besar (internal 24 wh + external 72 wh) bisa sampai 10 jam
- Berat cukup ringan, 1.8 kg kalo dibanding dengan laptop entry yang 2 kilo lebih.
- Resolusi sudah hd + 1600×900 (dibanding laptop entry 😀 )
- Keyboard …. tidak usah ditanya lagi 😀
Input Device
Saya pakai keyboard digital alliance meca fighter brown outenamu switch. Belum full RGB, Kata orang liat di review sih masih ghosting, tapi karena saya pake buat ngoding, jadi nggak ada masalah. 😀 . Mouse standar, dan pen tablet huion h640p (nggak dipake buat gambar)
Software
Operating System
Windows 10 Pro Insider, WSL 2 + Docker , Hyper V, Windows Terminal
*nix experience on windows. Untuk menggunakan fitur wsl 2 harus menggunakan windows insider build. Overall saya sangat puas, walapun banyak bugs yang muncul seperti
Update : Di Versi stable (bukan insider) sudah stabil wsl2 nya. Cuman yang masih bandel docker nya. Misal 2021 ada update baru docker, setelah update langsung gak jalan docker nya.
Kalau ganti network/wifi, networking nya ke restart, beberapa aplikasi kadang kena efeknya seperti chrome yang harus di buka ulang. vs code minta di reloadBlue green screen setiap 1-2 bulan sekalikadang kadang ada bug nggak jelas yang solusi nya : restart docker/wslKarena pake hyper-v, sehingga tidak bisa dipakai berbarengan dengan software hypervisor/virtualization lain nya. Misal mau pake virtual box, maka hyper-v nya harus di nonaktifkan terlebih dahulu.
Pertimbangan untuk memakai wsl 2 adalah perofrmanya yang jauh lebih cepat, terutama IO dibanding wsl 1. :
https://medium.com/faun/windows-subsystem-on-linux-wsl-2-first-impressions-96adaf2ebe76
Untuk yang sehari butuh atau lebih suka dengan *nix experience, menurut saya worthed bisa tertutupi kekurangannya. Tapi kalau tidak, lebih baik nggak usah aneh aneh 😀 cukup pakai docker for windows yang biasa, atau dual boot linux. Karena sampe saat ini ada beberapa hal yang ribet seperti akses port windows dari wsl, dan lain lain.
MobaXterm, X2Go
Untuk X11 remoting (akses aplikasi gui di linux tanpa remote desktop/VNC). Cuman kalo konteksi putus mobaxterm gak bisa resume gui nya. Untuk mengatasi ini bisa pakai X2Go. Namun X2Go membutuhkan beberapa package untuk di install di server nya.
Editor/IDE
VSCode + VI Mode, Jetbrains + ideavim
Sama seperti yang lain. Sebelumnya pake vim/neovim untuk ngoding semua, tapi udah nggak pake lagi karena males config biar jadi full ide, paling pake kalo lagi ngoding asal, atau edit file config. Untuk yang serius pake editor/ide yang ada mode vim nya.
Intellij IDEA (maupun ide java lainnya : netbeans/eclipse) belum support integrasi ke WSL seperti vscode, sehingga untu program java dijalankan di windows
Tools
Dbeaver Community Edition
Cukup untuk penggunaan dasar, walaupun tidak secanggih navicat.
Postman
Sama seperti yang lain
Plant Uml
Untuk menggambar uml/diagram mengunakan kode, jauh lebih mudah dan cepat dibanding drag n drop
Draw IO / Diagrams.net
Untuk menggambar diagram seperti arsitektur (karena kalau pake plant uml kurang bagus). Gratis, dan disupport banyak vendor (misal aws membuat plugin icon untuk drawio)
Firefox + Vimium
Update : Akhir akhir ini (awal 2021) apliaksi berbasis chromium (whatsapp, chrome, edge) erasa berat. Buka banyak tab bisa hang tidak seperti dulu yang lancar. Coba menggunakan firefox ternyata lancar, kekuranggannya belum support native notification windows 10. Sehingga harus mematikan notifikasi secara manual, tidak bisa lewat focus assist.
SourceTree
Saya jarang menggunakan soruce tree. Pakenya terminal aja (pake alias tentunya biar singkat command nya). Namun kalau ada masalah, saya membuka source tree untuk lihat graf history commit dan branch nya.
Media
Gimp, Inkscape, Davinci resolve
Untuk membuat design poster, dan sebagainya. Saya rasa cukup untuk penggunaan non-profesional.
Spotify
Other
Kile, Oveleaf
Untuk membuat dokumen latex, overleaf untuk versi online nya. Kedua ini dipilih karena mempunyai mode vi/vim.
https://tex.stackexchange.com/questions/24024/which-latex-ide-has-vi-plugin
https://tex.stackexchange.com/questions/506165/overleaf-enable-vim-mode
Pomoductivity
Timer Untuk metode pomodoro, 25 menit kerja/belajar, 5 menit istirahat. Supaya tetap fokus dan tidak buyar. Kalau dalam 25 menit ada hal yang nggak bikin fokus, bisa “ditaro di “event queue” alias dicatat di google keep supaya bisa dikerjakan nanti (biar nggak lupa)
OneNote
Untuk “menggambar” ketika rapat, presentasi secara online. Perbedaan dengan tools pen drawing lain adalah bisa disimpan dalam bentuk notebook, dan bisa di scroll kebawah unlimited (tidak 1 halaman saja)
Microsoft Office Outlook
Biar gampang buka banyak email. Dan notifikasi nya masuk ke windows (native notification windows 10). Cuman untuk gmail fitur outlook nya tidak selengkap outlook.com/microsoft exchange. Untuk akun email selain outlook.com/microsoft exchange, tidak bisa sync calendar (harus pakai plugin caldav). Selain itu tidak bisa mengkategorikan email.
Google Workspace
Karena ssd 256 gb saya penuh, kayaknya karena docker image dan container ini ?. Saya lihat google one untuk 2tb harganya 135rb. Kalau nambah dikit dapet google workspace (nanggung). Jadinya saya beli google workspace untuk satu akun. Bonus dapet google meet yang premium. Tadinya mau pakai microsoft 365 karena dapet office nya juga. Tapi untuk teams nya kalau join dari luar organisasi, ribet. Tidak seperti google meet.
test pake twitter
tes facebook